Kompilasipendidikan's Blog

Manusia berkualitas akan lahir dari rahim pendidikan yang berkualitas pula

Mendiknas Jangan Cuma Produksi Kurikulum Dong, Guru Butuh Pengayaan Metode Mengajar Nih

Mendiknas Jangan Cuma Produksi Kurikulum Dong, Guru Butuh Pengayaan Metode Mengajar Nih

Masalah utama dalam dunia pendidikan Indonesia sebenarnya bukan hanya  pada kurikulum, tetapi bagaimana cara guru menyajikan proses pembelajaran yang menarik minat siswa itulah masalah utamanya. Namun masalah utama ini nampaknya tidak kurang menjadi perhatian hampir setiap mentri yang ngurusi dunia pendidikan. Dari tahun ketahun pemimpin berganti yang terjadi dan dirumah bukan masalah pokok atau ushul dalam istilah agama tetapi hal yang furu’ yang tentunya debatable. Seperti perubahan nama SMA dengan SMU apa esensinya? atau dari sisi kurikulum 1994, KBK yang sudah almarhum dan lain-lain.

Masalah yang pokok seperti tersebut diatas hampir kurang tersentuh, pemerintah hanya berfokus pada masalah administrasi kelas bukan pada permasalahan apakah guru sudah benar melakukan proses pembelajaran di kelas? ukuran kebenaran nampaknya dipantau dari sisi administrasi saja. Memang untuk memantau kinerja saat menyampaikan kegiatan pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama, sedang sisi administrasi guru mungkin dapat tercapai hanya beberapa jam saja.

Sertifikasi yang seharusnya memberi legalitas validitas guru dalam mengajar masih terfokus pada sisi administrasi guru. Seharusnya pada sessi ini para guru dikayakan pikiran dan digali kreativitasnya agar bisa menyajikan “menu sehat” bagi para siswanya.

Tapi itulah Indonesia negeriku tercinta, peninggalan yang diwariskan  penjajah belanda begitu melekat. Pejabat negara bagai para demang dan tuan tanah juga mandor yang kerjanya hanya memantau bukan memberi contoh bagaimana seharusnya kinerja seorang pemimpin. Demikian yang terjadi dalam dunia pendidikan indonesia, mungkin tidak semua masih ada segelintir orang yang sadar akan keburukan dan mau melawan arus meski berat dil

Kementrian Pendidikan Nasional seharunya di isi oleh mereka yang mengerti dan tahu akar masalah dari problematika pendidikan Indonesia bukan hanya mengajukan perubahan kurikulum an sich, sebagus apapun, sekeren apapun, secanggih apapun sebuah kurikulum kalau sang “koki”nya tidak mengerti dan memiliki kebebbasan dan kreativitas mengembangkannya, semua tidak akan berarti apa-apa.

Semoga orang-orang yang di atas sana mau berfikir.

Leave a comment